Abstrak. Mempertahankan
sinkronisasi fenologis (cabang biologi) dengan bunga adalah tantangan ekologis
utama bagi penyerbuk yang dapat diperburuk oleh perubahan lingkungan yang
berkelanjutan. Pada artikel ini ditunjukkan bahwa pekerja lebah yang lemah
menghadapi kelangkaan serbuk sari akan merusak daun tanaman tanpa bunga dan
dengan demikian mempercepat produksi bunga. Studi laboratorium mengungkapkan
bahwa perilaku merusak daun sangat dipengaruhi oleh ketersediaan serbuk sari
dan bahwa tanaman lebah yang rusak berbunga secara signifikan lebih awal
daripada kontrol yang tidak rusak atau rusak secara mekanis. Eksperimen luar
ruangan berikutnya menunjukkan bahwa intensitas kerusakan yang ditimbulkan bervariasi
sesuai dengan ketersediaan bunga lokal; selanjutnya, pekerja dari koloni liar
dari dua spesies lebah tambahan juga diamati merusak daun tanaman. Temuan ini
menjelaskan ciri perilaku pekerja lebah yang dapat mempengaruhi ketersediaan
sumber daya bunga lokal.
![]() |
Serbuk sari penting bagi koloni lebah |
Perubahan iklim memperburuk ketidakcocokan fenologis antara tumbuhan dan polinator dengan tensi maksimum pada musim semi. Hal tersebut menambah buruknya kondisi alamiah bagi bumblebee (Bombus terrestris) dimana spesies ini membentuk koloni barunya pada musim tersebut. Ketergantungan antara koloni lebah dengan adanya sumber bunga-bungaan amatlah erat, dimana keberlangsungan hidup dan kinerja suatu koloni akan ditentukan dengan sumber nutrisi (nektar pada bunga) bagi pekerjanya (lebah pekerja). Implikasi fenologis dari kedua fenomena diatas melahirkan sebuah mekanisme adaptasi bagi bumblebee. Agar mendapatkan sumber nutrisi cukup terutama bagi larva dan pekerjanya yaitu serbuk sari, terdapat suatu kebiasaan unik yang dilakukan lebah jenis ini yaitu melukai daun.
Kebiasaan bumblebee melukai
daun teramati pada empat spesies tumbuhan yaitu kol (Brassica oleraceae),
sawi hitam (Brassica nigra), daun perak (Solanum elaeegnifolium),
dan terong (Solanum melongena). Beberapa tes dilakukan oleh peneliti
untuk mencari sebab utama perilaku tersebut. Bumblebee melakukan
kebiasaannya menggunakan proboscis dan mandibula. Daun yang memiliki luka akan
menyebabkan serangkaian peristiwa fisiologis pada tanaman yang akan membuat
pembungaan menjadi lebih cepat.
“Pada penelitian lainnya terkait pembungaan yang terinduksi stress diketahui bahwa hal yang paling memungkinkan dalam hubungan antara luka pada daun dan pembungaan yakni adanya daerah pada daun (tumbuhan) yang terekspos dengan faktor-faktor tertentu seperti ROS (oksigen reaktif), sinar UV-C, lebih mudah mengalami perubahan temperature pada daerah luka, dan sebagainya.” -Jurnal penelitian terkait.
Koloni bumblebee akan
lebih reaktif dalam melukai daun saat kondisi ketersediaan nutrisi disekitarnya
kurang. Telah ditemukan fenomena bahwa peristiwa pembungaan berkorelasi terhadap
ketersediaan serbuk sari dan tentu saja nektar sebagai sumber nutrisi utama
(walaupun dalam penelitian ini lebih ditekankan pada serbuk sari). Fenomena merusak
daun tidak dipengaruhi oleh perintah ratu koloni. Penelitian ini mengungkapkan
bahwa juga terdapat perbedaan signifikan pada jumlah luka daun pada koloni lebah
yang tidak memiliki ratu. Walaupun demikian, koloni dengan adanya ratu memiliki
jumlah luka daun yang lebih banyak dibandingkan koloni tanpa ratu lebah.
![]() |
Banyak faktor yang memengaruhi pembungaan |
“Hal yang memungkinkan dalam fenomena ini yaitu adanya pertambahan jumlah koloni yang secara tidak langsung menambah beban kebutuhan nutrisi dasar koloni yang nantinya akan berpengaruh pada jumlah luka yang dibuat oleh bumblebee pekerja untuk menginduksi lebih banyak pembungaan.”-Opini penulis didasarkan pada fakta biologis.
Kelangkaan bunga merupakan tantangan
serius bagi populasi polinator dan lebah yang memiliki kebutuhan yang sangat
mendesak akan sumber daya bunga selama awal musim semi ketika ratu yang muncul
dari diapause (dormansi spesifik) dan harus membangun koloni mereka. Merusak
daun tanaman ketika bunga langka mungkin menjadi strategi adaptif untuk
mempercepat produksi bunga dalam memenuhi kebutuhan koloninya. Sebaliknya,
karena polinator adalah agen kuat evolusi tanaman, mungkin juga adaptif bagi
beberapa spesies tanaman untuk secara aktif merespons kerusakan yang disebabkan
oleh lebah atau mekanisme tertentu.
Bacaan Tambahan: Kanker juga dapat disebabkan oleh mikroba!
Sumber Rujukan:
10.1111/j.1365-313X.2009.03962.x.
10.1038/emboj.2011.270.
10.1093/jxb/eru416
10.4161/psb.5.8.11826
10.1093/jxb/erw272
10.1126/science.aay049